Minggu, 13 Juni 2010

InsyaAllah dengan Lima Hal Ini Kita Akan Berbahagia, Isteriku…


Suami Anda mungkin tidak pernah berkata kata secara terbuka dan apa adanya bersama Anda. Setiap Anda bertanya kepadanya ia selalu menjawab dengan mendahulukan perasaannya. Akibatnya, Anda tidak puas dengan jawabannya.

Bila ini terjadi pada suami Anda, maka Anda harus tahu bahwa memang tidak semua laki-laki bisa begitu saja terbuka namun benar benar ada tipe suami yang memang pendiam dan pemalu.

Berikut adalah tips-tips yang menurut hasil penelitian telah terbukti banyak memberikan manfaat bagi istri untuk bisa hidup berbahagia bersama suaminya.

1. Jadilah istri yang menghormati suami

Bila istri menghormati suaminya, maka suaminya pun akan menghormatinya namun, bila istri tidak bisa menghormati suaminya maka selamaya ia akan menderita disisi suaminya. Mengapa? Apakah memang sikap saling menghormati merupakan kebutuhan asasi bagi suami yang tidak bisa ditawar tawar lagi sehingga mereka mewajibkannya atas istri?

Banyak istri yang apabila telah melahirkan anak suaminya beranggapan ia akan terus damai disisi suaminya. Ia menyangka akan senantiasa bahagia disisi suaminya hanya dengan telah lahirnya anak suaminya. Akibat dari sangkaan dan duga-duga ini, akhirnya banyak istri yang lupa atau tidak lagi memandang perlu sikap hormat kepada suaminya. Ia banyak memandang rendah terhadap suaminya dan menyepelekannya.

Ketahuilah, istri yang menghormati suaminya adalah istri-istri penduduk surga. Tidakkah Anda ingin meneladani mereka? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi waa sallam pernah bersabda ;

أَلاَ أُخْبرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ؟ الوَدُوْدُ الوَلُوْدُ العَئُوْدُ الَّتِى إِذَا ظَلَمَتْ قَالَتْ : هَذِهِ يَدِيْ فِى يَدِكَ لاَ أَذُوْقُ غَمْضًا حَتَّى تَرْضَى

Artinya: “Maukah aku kabarkan kepada kalian para istri kalian di surga? Wanita yang penyayang, sangat subur, dan suka kembali berbuat baik, yang apabila berbuat aniaya ia akan mengatakan ‘ini tanganku ada diatas tanganmu,aku tidak bisa sekejabpun memejamkan mata sehingga engkau ridho kepadaku.’” (Hadits hasan, lihat Shohihul Jami’ 2604 oleh Syaikh al-AlBani)

Bila Anda ingin menasehati suami jadilah istri yang sabar akan kekhilafannya, jadilah istri yang tidak pernah menentang suami saat ia marah. Jadilah istri yang menghargai dan menghormati cemburu suami. Jadilah istri yang bisa menjaga suami. Jadilah istri yang tidak enggan meminta maaf.

Enggan meminta maaf kepada suami adalah bukti kesombongan istri. Tunjukkan rasa hormat dan perhatian Anda kepada suami dihadapan orang lain, baik saat ia bersamamu maupun saat ia tidak hadir disisimu. Dengan begitu, Anda telah menghormatinya. Dan insyaAllah Anda akan senantiasa bahagia disisinya.

2. Jadilah isteri yang bertanggung jawab

Banyak istri yang mengeluhkan suaminya tidak bertanggung jawab begitupula sebaliknya. Dalam masalah ini, penting sekali kita menilik kisah Asma’ putri Abu Bakar As-Shiddiq Radhiallahu ‘anhuma, ia adalah istri yang ikut memikul tanggung jawab dirumah suaminya secara sempurnya. Bahkan ia tetap menjaga perasaan serta kecemburuan suaminya.

Suaminya adalah Zubair Radhiallahu ‘anhu seorang sahabat yang fakir. Asma’ pun tahu bahwa suaminya sangat membutuhkan kesiapannya untuk dapat memikul tanggung jawab keluarga bersamanya. Ia biasa mengurus makanan kuda zubair Radhiallahu ‘anhu, menjahit tempat airnya, menumbuk gandum, mengusung biji-bijian dari kebun dan lainnya. Namun begitu, ia sangat menyadari bahwa keadannya tidak boleh mengurangi rasa hormatnya kepada suaminya. Ia tetap menjaga perasaan dan kecemburuan suaminya. Ia lebih memilih mengusung biji-bijian diatas pundaknya dengan berjalan kaki daripada naik unta padahal ada kaum laki-laki bersamanya. Hal itu hanya demi menghargai kecemburuan suaminya. Sehingga dihadapan istri yang sangat bertanggung jawab inilah sosok seorang suami pun luluh hatinya. Sehingga ia berkata, “Demi Allah, pengorbananmu untuk membawa biji bijian itu jauh lebih berat untukku daripada duduk diatas unta Rasulullah Shallallahu ‘alaihi waa sallam.”

Memang Asma’ lebih mendahulukan kecemburuan suaminya sehingga tidak menerima tawaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi waa sallam untuk naik unta beliau saat mengusung biji bijian.

3. Jadilah istri yang terbuka dan menghargai perasaan

Ketentraman perasaan dipengaruhi oleh terungkapnya isi hati. Ungkapan isi hati tentang rasa cinta kasih istri terhadap suami merupakan faktor utama untuk mewujudkan kebahagiaan rumah tangga. Para suami sangat membutuhkan hal itu, sebagaimana istripun membutuhkannya. Bahkan sangat dianjurkan bagi istri untuk mengungkapkan rasa cinta kasihnya terhadap suaminya demi terwujudnya kehangatan rumah tangga dan demi terpeliharanya ikatan pernikahan. Lalu mengapa pasutri tidak melakukannya? Mengapa para istri tidak mengutarakan isi hatinya kepada suaminya tentang sesuatu yang bisa membahagiakan kehidupan rumah tangganya.

4. Percayalah kepada suamimu

Rasa cemburu merupakan bukti yang sangat kuat akan besarnya cinta kasih istri kepada suaminya. Sehingga rasa cemburu terkadang dibutuhkan untuk mengungkapkan isi hati istri kepada suaminya bahwa ia mencintai dan mengasihinya. Bahkan, sifat pencemburu merupakan hal yang lazim bagi wanita. Namun cemburu ada dua, sebagaimana yang disebutkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi waa sallam,

مِنَ الغَيْرَةِ مَا يُحِبُّ اللهُ وَمِنْهَا مَا يُبْغِضُ اللهُ فَأَمَّا الَّتِى يُحِبُّهَا اللهُ فَالغَيْرَةُ فِى الرِّيبَةِ وَأَمَّا الغَيْرَةُ الَّتِى يُبْغِضُهَا اللهُ فَالغَيْرَةُ فِى غَيْرِ رِيبَةٍ

Artinya: “Ada diantara sifat cemburu, ada yang dicintai dan ada pula yang dibenci oleh Allah. Adapun cemburu yang dicintai Allah adalah cemburu dalam keragu-raguan, sedangkan cemburu yang dibenci oleh Allah adalah cemburu tidak dalam keragu-raguan.” (Hadits Hasan, Riwayat Abu Daud 2661, dan Nasa’I 2570, lihat Shohihul Jami’ 2221 oleh Syaikh Al-Albani)

Cemburu tidak boleh menghilangkan kepercayaan istri kepada suaminya dengan memastikan bahwa suami telah salah, selingkuh atau menyeleweng. Misalnya, si Istri mengatakan, “Mengapa kamu telat pulang?”, atau “darimana saja kamu pergi?”, atau “berapa banyak wanita yang bekerja di tempatmu?”. Semua perkataan ini dan yang senada ialah cemburu yang tidak baik, sebab didasari penetapan bahwa suaminya telah salah, selingkuh atau menyeleweng. Bukan dibangun atas kepercayaan atau sekedar duga-duga dan rasa ragu yang akan hilang dengan penjelasan dari suami.

5. Jadilah istri yang berakhlak terpuji

Seorang suami yang shalih akan merasa bahagia dan terpenuhi kebutuhan asasinya bila beristrikan seorang wanita yang baik akhlaknya. Wanita yang buruk adalah wanita yang perkataanya selalu bermakna ancaman, ucapan dan suaranya kasar, tidak mau tahu kebaikan orang lain atasnya, dan suka mencari-cari keburukan orang lain. Selain itu, ia juga tidak mengasihi suami, sedikit rasa malunya, suka mencela, pemarah, rumahnya kotor, biasa berdusta dan selalu meneteskan air mata buaya.

Istri yang berakhlak terpuji tidak memiliki sifat-sifat tersebut. Bahkan disaat ia sedang cemburu sekalipun ia hanya akan menyebut kebaikan suami.

Semoga dengan 5 hal itu, Anda wahai ukhty muslimah, akan berbahagia bersama suami Anda.

Wallahu Taufik…

(Dikutip dari majalah Al-Mawaddah edisi 1/th 3. Sya’ban 1430 H. Agustus 2009. Hal 29-30. Oleh Abu Ammar Al-Ghoyani)

Ng. Pinoh, Kalbar 27 Mei 2010.
Oleh: Yang mengharap ridho Allah, Abu Abdillah Ad-
Dani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tafaddhol,, tinggalkan komentar...